Namaku Ana

Matahari muncul di sebelah timur bumi. Ayam-ayam berlomba satu sama lain untuk berkokok dengan nyaring terdengar di telingaku. Namaku Ana. Usiaku 14 tahun saat ini. Aku duduk di kelas 1 SMA ternama di kota surabaya. Hari ini adalah hari pertama aku Mopd. Aku harus bersiap lebih cepat agar tidak telat dan menjadi bulan-bulanan senior ku. Aku merinding kala mengingat senior galak yang ada di sinetron-sinetron yang sering aku lihat. Semoga aku tak melakukan kesalahan apapaun Tuhan. Aku kembali mengecek keadaan pakaian ku, sudah lengkap sesuai peraturan atau tidak. Kemeja putih ku yang lusuh bekas SMP dulu ku pakai dengan membuang name tag dan badge, rok hitam yang longgar agar tak jadi bulan-bulanan senior karena memakai rok span yang sungguh ketat. Dasi hitam yang ku pinjam dari tetanggaku yang bekerja di kantor. Dan yang terakhir aku harus mengikat rambutku agar tak berantakan. Oke sip lengkap. Aku berjalan kearah dapur melihat ibuku sedang mengaduk sayur di panci yang ada diatas kompor. Beliau menoleh kearah ku dan menyuruh ku makan. Setelah menghabiskan sarapan pagi ku yang hanya nasi se centong dan tempe plus sayur lodeh aku bergegas memanggil bapakku untuk mengantarkan aku kedepan gang. Di depan gang ini aku menunggu travel penjemputan untuk kesekolah. Kalian bingung kan kenapa aku tidak naik angkot atau bus saja. Alasannya adalah sekolahan ku terletak di plosok jauh dari jangkauan kendaraan umum. 20 menit aku duduk menghadap ke belakang di dalam mobil, rasa mual ku muncul. Aduhh!!  Jangan mabuk plisss. Aku berusaha menahan sesuatu yang akan keluar dari tenggorokan. Untungnya tak lama kemudian mobil travel pun berhenti di depan sekolahku. Aku bergegas turun agar rasa mualku berkurang. Hah asal kalian tahu aku ini payah jika harus naik kendaraan roda 4. Kalau dibilang kampungan memang iya hehehe..

Aku berjalan masuk ke dalam sekolah melihat papan pengumuman sebagai basa-basi karena aku tak mempunyai teman untuk diajak mengobrol disini. Aku murid pindahan dari kota yang jauh dari surabaya. Ini pertama kalinya aku tinggal di surabaya jadilah aku tidak mempunyai teman satupun. pembagian kelompok sudah di bagikan saat pra-mopd hari sabtu lalu. Aku kebagian di kelompok cut nyak dien alias kelompok 6. Setelah ada pengumuman dari senior untuk duduk di kelompok masing-masing akupun bergegas kearah kursi deretan kelompokku yang tak jauh dari papan pengumuman.

Aku duduk sendirian sampai akhirnya ada seorang gadis paras nya sangat ayu duduk di sampingku sambil tersenyum menyapa. Wahh rasanya aku minder melihatnya dia begitu cantik di bandingkan aku yang ahh jangan ditanya kulitku sedikit hitam emm istilahnya sawo matang karena sejak kecil aku sering bermain dengan teman-teman ku di desa di sawah hehehe. Aku ini tidak ada cantik-cantiknya di banding gadis yang duduk di sampingku. Manis pun tidak menghampiri diriku. Miris sekali nasibku. Dia mengulurkan tangannya kepadaku

"Vania. " ucapnya sambil tersenyum, kemudian aku membalas ulurannya dengan kikuk. Yatuhan ternyata aku seminder ini berhadapan dengan orang cantik.

"Ana. " ucapku sekenannya

"Asalnya dari mana? " Tanya nya kembali.

"Bojonegoro."

"Ha dimana itu? "

Tuh lihat bahkan aku ini apa? Hanya seorang gadis yang tak ayu dan berasal dari kota antah berantah. Haduhh. Ini si mbaknya beneran gatau bojonegoro?  Aku harus ketawa atau sedih mendengarnya?  Karena kota kelahiranku masih saja tak ada yang tahu.

"Jawa timur perbatasan jawa tengah. " Ucapku sambil tersenyum

Vania ingin berbicara kembali namun suara senior di depan menginterupsi agar semua para peserta menuju kelapangan untuk apel.

"Untuk apa disuruh duduk tadi kalau ujung-ujungnya disuruh berdiri lagi buat apel" geruruku dalam hati walaupun aku juga meng iyakan perintah senior tadi.

Parah rasanya aku ingin pingsan gara-gara aku berdiri di barisan ke 5 pas di belakang cowok dan yatuhan matahari secara live menyinari wajahku.

"Makin item deh." batinku

Setelah apel barusan di bubarkan. Semuanya bergegas menuju Gor tempat mopd. Namun aku yang tak sadar malah memegang lengan seseorang yang berjalan di depanku sambil menunduk memegangi dadaku. Jangan pingsan pliss. Aku merasa seseorang di depanku itu menatapku dan....

"Kak dia mau pingsan. " Ucap suara bariton di depanku pada senior.  Astaga rupanya aku dari tadi memegang lengan cowok. Belum sempat aku melihat wajahnya, mataku sudah berkunang-kunang dan tak lama kemudian pandanganku menggelap. Finally aku pingsan disaat aku kepo dengan wajah yang aku pegang lengannya.

Aku mencoba membuka mataku, dan yang aku lihat aku sudah berada di UKS. Seorang senior berjalan kearahku dan mulai mengecek keadaanku.

"Kamu kelelahan. Tadi kamu pingsan selama setengah jam. " Aduh lama kali aku pingsan.

"Kamu kelompok berapa?  Nanti aku panggilkan kakak pendampingnya. "

"Kelompok 6 kak. " Setelah aku mengucapkan kalimat tersebut, kakak senior yang aku ketahui namanya Aldi ini mengutak-ngatik ponselnya. Dan tak lama kemudian seorang gadis yang menurutku sangat imut itu berjalan ke arah ku dan kak Aldi.

"Hai dek. Udah baikan?  Kalau masih gak kuat gak papa tiduran disini. Di GOR cuma dengerin presentasi dari salah satu guru kok. Setelah itu games. Kamu gak ikut gak papa. "

"Gak papa kak. Aku udah baikan kok. " Ucapku sambil tersenyum

"Beneran?." Tanyanya dan aku mengangguk.  Akhirnya dia menuntunku untuk kembali ke GOR. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada kak Aldi yang membantuku saat aku pingsan tadi.

Saat aku sampai di GOR semuanya sudah bersiap untuk melakukan games. Aku pun ikut berbaur ke arah kelompokku. Saat game dimulai aku merasa ada seseorang yang mengawasiku. Aku menoleh kiri kanan namun tak menemukan seseorang yang mengawasiku. Mungkin hanya perasaanku saja.

Hari ini Mopd hari pertama berjalan lancar walaupun ada insiden pakai pingsan segala hehehe. Tapi aku lega karena senior-seniorku tak se galak yang aku bayangkan.

Komentar